semakin buruknya kondisi sosial masyarakat di Indonesia memang sungguh memprihatinkan. Kita selalu disuguhkan dengan kondisi-kondisi yang membuat muak dan berpikir ulang tentang negara kita, atau bahkan mungkin bagi sebagian orang banyak yang sudah malas untuk berpikir ulang tentang masa depan bangsa ini yang disebabkan kondisi yang carut marut. Kartel politik yang sering terjadi, transaksi politik yang informal yang terjadi di luar sistem formal perpolitikan Indonesia, sampai masalah korupsi yang hilir mudik. entah pada satu waktu pelaku nya adalah si A, si B, sampai si Z, atau bahkan diluar kalkulasi alphabetis tadi karena memang sangking banyaknya kondisi sosial politik yang memprihatinkan. Di luar daripada itu semua, ada lagi yang membuat luka masyarakat terhadap pemerintah semakin melebar. yakni permasalahan Pluralisme terutama masalah agama. Mulai dari kasus HKBP Ciketing, Ahmadiyah, dan pendirian rumah ibadah semakin menambah daftar panjang kegagalan sosial politik dalam masyarakat Indonesia.
melihat kondisi tersebut, IMADA merasa sangat prihatin dan PERLU melakukan sebuah tindakan nyata dalam hal ini guna menunjukan respon atas fenomena tersebut sebagai langkah bahwa masih adanya harapan bagi INDONESIA untuk DAMAI dalam KEBHINEKAAN. Tokoh muda -dalam hal ini IMADA sebagai avant garde atau front terdepan dalam perubahan harus segera bertindak dalam krisis pluralisme yang terjadi di Indonesia. Ditengah maraknya provokasi agama, ras, suku dan etnik oleh berbagai pihak yang melakukannya dengan motif kelompok atau golongan. IMADA merasa perlu untuk membentengi masyarakat dalam upaya pencegahan provokasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab tersebut. Menyambut moment SUMPAH PEMUDA yang dirasa tepat untuk mempersatukan kembali Indonesia seutuhnya dan terhindar dari segala bentuk penindasan dan provokasi negatif yang dapat merusak bangsa. Maka IMADA selaku organisasi mahasiswa di Jakarta bersama Gerakan Masyarakat Cinta Damai mengadakan Upacara Rakyat memperingati Sumpah Pemuda dan Deklarasi Gema Damai sebagai bentuk keprihatinan atas krisi pluralisme tersebut.
dalam acara ini juga di dukung beberapa aktor dan aktris ibukota yang terlibat langsung dalam prosesi upacara tersebut seperti Marcella Zalianty, Olivia Zalianty, Samuel Rizal, Winda Idol, serta beragam ormas Jakarta serta Organisasi mahasiswa dan pelajar. dalam aksi ini pula dilakukan pengumpulan 1000 tanda tangan di pohon damai sebagai bentuk simbolisasi perdamaian dan persatuan dalam masyarakat. selain upacara, kegiatan donor darah yang di support langsung oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta.
“jangan tunggu, jangan ragu, jangan bimbang. optimis karena ini saatnya pemuda BERSUARA, BERTINDAK, dan BERKONTRIBUSI”
House Of Mind 